Sebelah Timur Desa Golan terletak Desa Mirah yang kemudian beralih nama menjadi Nambangrejo, sekarang termasuk wilayah Sukorejo. Menurut cerita dinamakan Desa Mirah karena cikal bakal pendirinya, Kyai Muslim, memiliki anak perempuan bernama Mirah. Itulah sebabnya ayahnya yang disebut Kyai Mirah, desanya pun bernama Desa Mirah.
Kyai Ageng Mirah adalah putra Kyai Ageng Gribig. Konon Kyai Ageng berkelana mencari ayahnya yang pada waktu itu menjalani Laku Lelono Broto, (ritual dengan cara berjalan terus) menuruti kehendak hati dan kemana kaki melangkah, hingga terdampar dan bertempat tinggal di Mirah
Kesolehan dan kebaikan Kyai Muslim menjadikan desa Mirah makin ramai, oleh penduduk. Kyai Muslim diangkat menjadi tetua bernama Kyai Ageng Mirah. Kyai Ageng Mirah berwatak sabar, sederhana jujur, ikhlas hatinya mau menerima apa adanya, jauh dari keinginan atau pamrih tertentu. Maka tak heran semua mencintainya, taat dan setia lahir batin.
Kyai Ageng Mirah selalu mengajarkan ilmu kepada tetangganya, baik muda maupun tua. Mereka yang muda dituntun membaca huruf arab dan mengkaji firman Allah dalam Al-Qur'an. Kyai Ageng Mirah mengajarkannya dengan penuh perhatian, sabar dan telaten. Kepada yang tua diajarkannya ilmu kasampurnan, ajaran mendekatkan diri kepada pencipta. Kyai Ageng Mirah berupaya untuk membawa ilmu kasampurnan, sebab pada waktu itu mereka yang berusia lanjut merasa kesulitan untuk diajari mengaji. Ilmu kasampurnan ajaran Kyai Ageng Mirah mengarahkan kepada lanjut usia untuk lebih mendekatkan diri kepada Pencipta. Kyai Ageng Mirah berupaya untuk membawa ilmu kasampurnan menjadi jalan untuk mengenal agama Islam. Ilmu Kasampurnan merupakan sangka paraning dumadi, orang diajarkan dari makna asalnya, mengakui adanya Tuhan, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Juga manusia mengetahui dari mana asal-usulnya, kewajiban sebagai khalifah di dunia, dan bekal yang harus dihadapi untuk menghadapi hari kematian. Kecuali mengajarkan ilmu kesempurnaan, Kyai Ageng Mirah juga seorang pertapa. Kyai Ageng Mirah selalu berupaya untuk mengembangkan, meluaskan dan menyebarkan agama Islam.
Jenengmu yo rosomu..Jenengku yo rosoku
Wednesday, November 19, 2014
Ki Ageng Honggolono Di Golan
Ki Ageng Honggolono tokoh andalan yang menjadi tumpuhan masyarakat Golan, berdiam di Desa Karang. Konon Desa Karang bermula dari kemampuan Ki Honggolono mengajarkan ilmu karang (Ilmu Sihir), yang akhirnya menjadikan nama desa bernama desa karang. Namun karena perkembangan dan kemashuran nama Ki Honggolono akhirnya desa itu lebih dikenal dengan sebutan desa Golan, yang berasal dari kata honggolono yaitu cikal bakal pendiri Desa Golan. Pada saat ini Desa Golan termasuk kecamatan Sukorejo.
Saat itu Golan berada di bawah Kekuasaan Kademangan Surukubeng, Ki Honggolono merupakan salah satu tokoh kepercayaan kademangan. Jika dibutuhkan untuk menjalankan tugas dan memenuhi keperluan kademangan, tanpa menunggu perintah Ki Honggolono dapat menyelesaikannya dengan baik. Ki Honggolono disamping sakti juga terkenal
Saat itu Golan berada di bawah Kekuasaan Kademangan Surukubeng, Ki Honggolono merupakan salah satu tokoh kepercayaan kademangan. Jika dibutuhkan untuk menjalankan tugas dan memenuhi keperluan kademangan, tanpa menunggu perintah Ki Honggolono dapat menyelesaikannya dengan baik. Ki Honggolono disamping sakti juga terkenal
Thursday, November 13, 2014
Ki Demang Gede Ketut Surya Ngalam Dengan Sebutan Ki Ageng Kutu
Kira - kira empat ratus lima puluh tahun silam, sebelum nama Ponorogo dikenal luas, telah berdiri Kademangan Surukubeng yang terletak di Desa Kutu Kecamatan Jetis. Pada waktu itu termasuk wilayah Kerajaan Majapahit di bawah kekuasaan Prabu Brawijaya V. Kademangan Surukubeng dipimpin oleh Ki Gede Ketut Suryo Ngalam yang beragama Budha, dan lebih dikenal dengan sebutan Ki Ageng Kutu.
Petilasan Surukubeng di Desa Kutu Kecamatan Jetis Ponorogo |
Monday, November 10, 2014
Hari Ulang Tahun Majapahit (Wilwatikta Empire)
"Surya Wilwatikta" atau "Surya Majapahit" Lambang Kerajaan Majapahit |
Kidung Harsawijaya menceritakan tentang jatuhnya kerajaan Singasari dan munculnya kerajaan baru yang berlandaskan pada kerajaan sebelumnya, Majapahit. Singasari dipimpin oleh raja yang bernama Narashinga, beserta permaisurinya raja memiliki putera bernama Harsawijaya. Harsawijaya adalah putera raja yang cerdas, tampan dan gagah berani.
Sepeninggal raja narashinga dan permaisurinya takhta kerajaan diwariskan secara sementara kepada sepupu raja, Kertanegara sampai pangeran Harsawijaya sudah cukup umur untuk bertakhta menggantikan ayahnya. Namun selama kepemimpinan Kertanegara kerajaan Singasari mengalami kemunduran, banyak para brahmana dan para pejabat tinggi mengundurkan diri karena tidak setuju dengan cara Kertanegara menggunakan kekuasaannya. Ketika Harsawijaya sudah cukup umur untuk dinobatkan sebagai raja, Kertanegara mengundurkan diri dan memutuskan untuk menyerahkan puterinya sendiri Puspawati dan Pusparasmi kepada Harsawijaya untuk dijadikan isteri.
Tuesday, December 27, 2011
Rahasia di Balik Rahasia
Sedikit Cerita dari tetangga sebelah...semoga ada manfaatnya dulurr....
Sore itu ketika matahari mulai terbenam, aku bersama nelayan Tua asli dari Banyuwangi ( Muncar ) asyik ngobrol dibale panjang depan rumahnya menghadap pantai di Pulau Derawan. Kederhanaan hidupnya tercermin dalam rutinitas sebagai nelayan yg nampak selalu tegar dan murah senyum dalam lingkungan kelurga kecilnya. Dalam obrolan perkenalan ini ada hal yang membuatku tergelitik unutk mengetahui lebih dalam ttg prinsip hidup nelayan Tua ini. Ketika aku melontarkan pertanyaan apa yg bisa membuat pak Tua ini begitu tegar, murah senyum dan nampak bersemangat yg menyiratkan kebahagiaan dan kenyamanan dlm hidupnya.
Pak Tua, apa sebenarnya yang membuat bapak bgt semangat dan terkesan santai ( tdk ngoyo ) menjalani hidup ini, ” aku berseloroh “. Mas, Urip kwi nggur ” sawang sinawang ” sergah pak Tua. Donyo brono dudu ukuran seng biso ndadekno menungso urip bungah utowo seneng, bgt pak Tua menambahkan. Urip kwi biso digawe gampang ugo biso digawe susah. Intine ” Gampange wong Urip kwi, Uripe wong Gampang. Angele wong Urip kwi Uripe wong Angel “.Intine Susah lan seneng kwi ono njerone awake dhewe, dudu onok njabane awak dadine nek jarene piwulang Agomo, Surgo lan Neroko iku yo neng njerone awake dhewe seng wes diraksakno saiki dudu mengko lek wes tumekaning pati.
Sebelum pak Tua melanjutkan pembicaraannya, aku menyela…” Loh, bukannya di dalam Kitab Suci dikatakan bahwa Surga dan Neraka bisa ditemui di alam akherat nanti pak??? “. Pak Tua menimpali, Lo iku lak jarene Tulisan nok Kitab Suci, opo sampeyan percoyo karo tulisan???. Perkataan pak Tua ini membuatku tertarik untuk melanjutkan diskusi sambil cangkruk di bale panjang sambil ditemani suguhan wedang Kopi. Dengan semangat akupun melanjutkan pertanyaan seperti di bawah ini :
Subscribe to:
Posts (Atom)